Studi terkini mengungkap, bila seseorang terus berpikiran ukuran tubuhnya di atas rata-rata atau masuk dalam kategori gemuk, padahal tidak, maka ia berisiko mengalami masalah berat badan itu.
Sebelas tahun lalu, sekelompok peneliti dari Norwegian University of Science and Technology meneliti sekitar 1000 remaja dengan berat badan normal mengenai cara mereka memandang tubuh, kemudian memeriksa kembali keadaan para responden itu 11 tahun kemudian.
Hasil dari riset tersebut menunjukkan, 78 persen dari responden yang pada saat remaja merasa berat badannya berlebih (padahal dari perhitungan peneliti kala itu, berat badan semua responden adalah normal), berakhir menjadi orang dewasa yang berkelebihan berat badan.
Asumsi para peneliti, pemikiran tidak realistis mengenai seberapa bobot ideal tubuh kita sendiri akan memengaruhi pola makan.
Dicontohkan para peneliti, seseorang yang merasa berat badannya berlebihan, cenderung berusaha melewatkan waktu makan, terutama sarapan. Padahal, melewatkan waktu makan, terutama sarapan, bisa mengganggu metabolisme pembakaran lemak dalam tubuh, menyebabkan seseorang jadi makan berlebihan di waktu lain, umumnya malah mengemil, mengakibatkan penambahan berat badan yang tak dibutuhkan.
Dengan kata lain, bentuk lain dari melarang diri untuk tidak makan makanan tertentu, seperti mengatakan kepada diri, "Jangan makan itu, kamu gemuk!" justru akan menjadi bumerang untuk tubuh dan mengakibatkan berat badan berlebih.
Pokok dari hasil penelitian ini, akan sangat membantu bila seseorang berpikir dengan cara realistis mengenai bobot tubuhnya. Bila sebenarnya bobot tubuh Anda rata-rata, berhentilah berpikir bobot Anda berlebihan, karena justru bisa berakibat buruk di kemudian hari. Mulailah untuk mencoba melakukan pola hidup sehat, seperti makan teratur dengan porsi secukupnya dan olahraga rutin.
Sumber: http://gayahidup.plasa.msn.com/kesehatan/sehat-dan-bugar/beritasatu/ingin-langsing-ubah-cara-pandang-terhadap-tubuh-sendiri
No comments:
Post a Comment