Saturday, March 2, 2013

Robata, Ikan Panggang Unik Khas Nelayan Jepang


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penikmat berat makanan Jepang yang gemar berpetualang rasa? Cicipilah sajian yang dimasak dengan cara unik, ikan yang dimasak dengan cara khas nelayan pulau Hokkaido, Jepang, bernama "robata".

Teknik ini umurnya sudah berabad-abad. Mirip barbeque, robata adalah cara memanggang lambat dengan arang panas di atas lubang pasir. Butuh 30 menit untuk menunggu ikan matang dengan cara robata.


Dalam Takumi Restoran Robata & Sushi yang diklaim sebagai restoran otentik Robatayaki pertama dan satu-satunya di Jakarta, terbentang sepetak meja persegi berisi pasir.

Tepat di tengahnya ada arang membara yang dibentuk seperti api unggun. Ikan yang sudah ditusukkan pada batang logam ditancapkan mengelilingi arang tersebut.

"Pemakaian pasir sengaja dipakai untuk mencerminkan tradisi nelayan, juga karena merefleksikan panas sehingga matangnya merata," kata Benjamin Lee, Executive Director PT. Graha Andrawina Lestari di Jakarta, awal pekan ini.

Membumbui ikan yang dimasak dengan cara robata tidaklah rumit.

Ikan yang sudah bersih ditusukkan pada sebatang logam, lalu permukaan badan ikan itu disayat menyilang membentuk huruf "X". Kemudian, disemprotkan bumbu khas Jepang. Setelah itu, ditaburi sautee salt.

Sirip-sirip ikan ditegakkan serta dibubuhi garam. Ikan yang ditancapkan di sekitar arang panas membara perlahan berubah kecokelatan khas ikan bakar, tanda siap disantap.

"Silakan dimakan. Ini ikan Kinki, dari Hokkaido," kata chef Kishino dari restoran Takumi di Senayan National Golf Club, Jakarta, menyodorkan sepiring kecil berisi ikan berwarna kemerahan yang hanya hidup di perairan dingin Hokkaido.

Chef Kishino juga menunjuk sirip ikan yang berdiri tegak, lalu membuat gestur menghisap.

Rupanya, selain daging ikan Kinki yang terasa lembut dan asin, sirip-sirip bertabur garam yang renyah itu pun bisa dinikmati.

Selain ikan Kinki, restoran ini juga menyediakan beragam hasil laut yang diimpor dari pasar ikan Jepang, Tsukiji Market, seperti Nihonkai Nodokuro atau Blackthroat Seaperch, Tarabagani (kepiting besar dari Alaska), oyster, scallop, dan abalone hidup.

"Beberapa ikan yang dipakai di sini hanya ada di Jepang. Tapi kami juga memakai produk lokal bila kualitasnya bagus, seperti tuna, cumi-cumi, dan udang," jelas Benjamin.

No comments:

Post a Comment